Sampai kapan?

Huff, akhirnya saya balik lagi ke kantor setelah libur Idul Adha dan Natal. Kantor sepi. Beneran terasa sepi sekali. Munkin karena beberapa rekan kerja cuti, ruangan juga mendadak lengang. saya pun berinisiatif memutar lagu" -mellow-

Tak tau mengapa, dari kemarin mood saya hancur berantakan. Apa itu pengaruh harus pulang ke Bandung? Besok dah kerja? Ato masalah lain? Sampe sekarang saya masih menganggapnya sebagai pengaruh PMS :D~~

Mendadak hati ini mellow trus. Humm, terpikirkan seseorang yang seharusnya sudah hilang. Saya tidak semestinya seperti ini. Ada orang lain di samping saya. Saya merasa jahat, salah sekali ya memperlakukan orang seperti itu. Tapi disisi lain, ternyata merelakan seseorang untuk pergi itu juga ga segampang yang dikira. Tidak gampang, bahkan sulit sekali bagi saya. Kebanyakan teman saya bilang, carilah orang lain. Tapi apa itu jalan yang tepat untuk semua orang?

Sebelum pulang, sorenya saya menyusun playlist lagu untuk menemani saya sepanjang perjalanan. Saya memilih lagu yang kira" tidak akan bosan saya dengarkan. Saya yang biasanya menyusun playlist dengan lagu-lagu terbaru, saat itu malah menyusunnya dengan sistem acak. Ga sebegitu acaknya, karena lagu-lagu yang saya ambil kebanyakan adalah lagu-lagu yang memiliki kenangan. Entah itu saat saya pertama penempatan, saat saya berpindah kantor, dan beberapa lagu yang saya dengarkan setelah saya putus terakhir.

Saya ga sengaja memilih karena emang saya kangen dengan lagu-lagu tersebut. Saya pikir lagu-lagu tersebut sudah begitu lama. Lagipula saya sudah lama ga terpengaruh oleh mereka. Tapi entah mengapa sepanjang perjalanan, saya jadi semakin gundah. Apa gunanya? Percuma berharap. Toh tak ada hati lagi untuk saya dan saya harus mulai melangkah. Orang harus menatap ke depan untuk maju, bukan menengok terus ke belakang. Saya mungkin bukan ga bisa melepasnya, saya blum mau melepasnya. Mau sampai kapan?

Maliq & d`Essentials - Masih Tersimpan